EVALUASI SISTEM DRAINASE PERKOTAAN DI KOTA KEFAMENANU
Studi Kasus Kelurahan Aplasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara
Abstract
Drainase merupakan salah satu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi pada suatu kawasan sehingga lahan kawasan tersebut dapat berfungsi secara optimal. Di Kelurahan Aplasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara sudah ada jaringan drainase namun belum berfungasi secara optimal, karena saat musim hujan debit air yang berlebihan akan menimbulkan genangan air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetaui kondisi dan kapasitas saluran eksisting pada Kelurahan Aplasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara dalam menampung dan mengalirkan air dan untuk mengetahui solusi dari permasalahan genangan air yang terjadi di Kelurahan Aplasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Saluran yang ditinjau berjumlah 124 saluran kemudian dihitung debit saluran eksisting dan hasilnya kemudian dibandingkan agar dapat memilih alternatif yang tepat dalam mengatasi permasalahan genangan air di Kelurahan Aplasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Jumlah saluran yang masuk dalam alternatif 1 dimana dimensi salurannya dipertahankan yaitu sebanyak 24 saluran. Jumlah saluran yang masuk dalam alternatif 2 dimana dimensi saluran perlu diperbesar yaitu sebanyak 30 saluran. Dan jumlah saluran yang masuk dalam alternatif 3 dimana belum tersedianya saluran drainase yaitu sebanyak 70 saluran.
Drainage is one of the technical measures to reduce excess water, both from rainwater, seepage, and excess irrigation water in an area so that the area's land can function optimally. In the Aplasi Village, Kota Kefamenanu District, North Central Timor Regency, there is already a drainage network, but it has not functioned optimally, because during the rainy season, excessive water discharge will cause standing water. The purpose of this study was to determine the condition and capacity of the existing canals in Aplasi, in accommodating and flowing water and to find out the solution to the water inundation problem that occurred in the Aplasi Village. The channels reviewed totaled 124 channels and then the discharge of the existing channels was calculated and the results were then compared in order to choose the right alternative in overcoming the problem of waterlogging in Aplasi. The number of channels included in alternative 1 where the channel dimensions are maintained is 24 channels. The number of channels included in alternative 2 where the channel dimensions need to be enlarged is 30 channels. And the number of channels that enter alternative 3 where there are no drainage channels is as many as 70 channels.
References
Halim Hasmar, H. A. (2012). Drainase Terapan. Jogja: UII Press Yogya arta.
Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2017). Pengelolaan sumber daya air terpadu.
Pekerjaan Umum. (2014). Tata Cara Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan. In Implementation Science (Vol. 39, Issue 1). Jakarta.
Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkebutuhan. In Andi, Yogyakarta. Andi. https://books.google.co.id/books?id=om44AAAACAAJ
Triatmodjo, B. (2013). Hidrologi Terapan (ke-7). In Buku Hidrologi Terapan.
Copyright (c) 2024 I Made Udiana, Partogi H. Simatupang, Kristianus Naihati

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.