EVALUASI BATASAN TINGGI MAKSIMUM BANGUNAN TINGKAT TINGGI BERATURAN UNTUK PENERAPAN METODE STATIK EKUIVALEN
Keywords:
bangunan tingkat tinggi, moda pergoyangan, tinggi maksimum, analisis seismik
Abstract
Dalam penelitian ini dilakukan analisis atas model komputer spesimen struktur bangunan gedung tingkat tinggi menggunakan program komputer: ETABS 2013. Spesimen terbagi ke dalam dua kelompok, spesimen pada kelompok pertama menggunakan sistem rangka (spesimen 9F36) sedangkan pada kelompok kedua menggunakan sistim dinding geser (9SW36). Tinggi awal setiap spesimen adalah 36 m (9 tingkat). Atas setiap spesimen dilandakan 4 akselelogram gempa yaitu El-Centro, Kobe, Chi-Chi Taiwan dan Jepang; dan asesmen untuk mengetahui moda pergoyangan meraka dilakukan. Jika moda pergoyangan yang ditunjukan adalah moda 1 maka satu tingkat (4 m) ditambahkan kepada spesiemen dan akselelogram gempa-gempa dilandakan atasnya dengan cara yang sama seperti sebelumnya, sampai spesiemen menunjukkan pergoyangan dalam moda yang lebih tinggi daripada moda 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesimen dengan sistem rangka beralih dari bergoyang dalam mode 1 ke mode 2 pada ketinggian 9 lantai (36 m) sedangkan spesimen dengan sistem dinding geser beralih dari bergoyang dalam mode 1 ke mode 2 pada ketinggian 15 lantai (60 m). Terbukti bahwa metoda statik ekivalen dapat diterapkan pada struktur bangunan tingkat tinggi dengan sistem dinding geser yang ketinggiannya melebhi 10 tingkat (40 m) sampai dengan ketinggian 14 tingkat (54 m). Dengan demikian kedalam butir 4.2.1 SNI 1726-2002 perlu integrasikan pembedaan sistem penahan lateral.Metrics
Metrics Loading ...
Published
2014-09-30
How to Cite
Pah, J. J. S., Udiana, I. M., & Matarohi, D. I. (2014). EVALUASI BATASAN TINGGI MAKSIMUM BANGUNAN TINGKAT TINGGI BERATURAN UNTUK PENERAPAN METODE STATIK EKUIVALEN. Jurnal Teknik Sipil, 3(2), 173-188. https://doi.org/10.35508/jts.3.2.173-188
Section
Articles