KEKUATAN LENTUR BALOK KAYU DENGAN VARIASI UKURAN TAKIKAN
Abstract
SNI 7973-2013 menjelaskan bahwa komponen struktur lentur tidak boleh ditakik melebihi ketentuan yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran takikan terhadap kekuatan lentur balok kayu. Persentase penurunankekuatan lentur balok kayu dengan variasi ukuran kedalaman takikanterhadap balok tanpa takikanpada daerah tumpuandengan kedalaman takikan 1/6d, 1/4d, 2/6ddan 3/6d berturut-turut adalah 5,26%,17,54%, 26,32% dan 31,58%;Pada daerah 1/3 bentang (tekan) dengan kedalaman takikan 1/6d, 2/6d dan 3/6d berturut-turut adalah 42,11%, 52,63% dan57,89%;Pada daerah 1/2 bentang (tekan) dengan kedalaman 1/6d, 2/6d dan 3/6d berturut-turut adalah 54,39%, 61,40% dan 63,16%. Persentase penurunan kekuatanlentur balok kayu dengan variasi ukuran panjang takikan terhadap balok tanpa takikanpadadaerah tumpuandengan panjang takikan 1/2d sebesar 5,26%;Padadaerah 1/3 bentang (tekan) dengan panjang takikan 1/3d, 1/2d dan d berturut-turut sebesar 35,09%, 45,.61% dan 47,37%;Padadaerah 1/2 bentang (tekan) dengan panjang takikan 1/3d, 1/2d dan d berturut-turutadalah 49,12%, 50,88% dan 56,14%.
SNI 7973-2013 explains that flexural structural components should not be notched beyond the existing provisions. This research was conducted to determine the effect of variations in the size of the notch on the flexural strength of wood beams. The percentage decrease in flexural strength of wood beams with variations in the size of the notch depth to the beam without notches in the support area with a notch depth of 1/6d, 1/4d, 2/6d and 3/6d respectively 5,26%, 17,54%, 26,32% and 31,58%;In the 1/3 spanarea (compression) with a notch depth of 1/6d, 2/6d and 3/6d respectively 42.11%, 52.63% and 57.89%;In the 1/2 spanarea (compression) with a notch depth of 1/6d, 2/6d and 3/6d respectively54,39%; 61,40%; 63,16%.The percentage decrease in flexural strength of wood beams with variations in the size of the notch length to the beam without notches at the support area with the length of the notches 1/2d is 5.26%; In the 1/3 span area (compression) with a length notchof 1/3d, 1/2d and d respectively 35.09%, 45.61% and 47.37%; In the 1/2 span area (compression) with a notch length of 1/3d, 1/2d and d respectively 49.12%, 50.88% and 56.14%.
References
Badan Standarisasi Nasional. (1995). SNI 03-3959:1995 Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Di Laboratorium. Jakarta: BSN.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). SNI 7973:2013 Spesifikasi Desain Untuk Konstruksi Kayu. Jakarta: BSN.
Dumanauw, J. F. (1993). Mengenal Kayu. Yogyakarta: Kanisius.
Hendrik A. C., Kusmana, C., & Muhdin. (2019). Stand and Site Characteristics of Kabesak (Acacia Leucophloea) in Timor Island, East Nusa Tenggara, Indonesia. Kupang: Balai Penelitian Kehutanan Kupang.
NFTA (1996). Acacia Leucophloea - Shade and Fodder for Livestock in Arid Environments. NFTA 96-04. www.nzdl.org/gsdlmod
Rianawati H, Siswadi, Setyowati R. (2015). Perbedaan sifat pemesinan kayu timo (Timoniussericeus (Desf) K. Schum dan kabesak (Acacia leucophloea (Roxb.)Willd. Kupang: Balai Penelitian Kehutanan Kupang.
Siswadi, Heny R., Dani S.H. dan Grace S. (2011). Teknik Konservasi dan Domestikasi Faloak (Sterculia quadrifida) sebagai Tumbuhan Obat Potensial di NTT. Kupang: Balai Penelitian Kehutanan Kupang.
Copyright (c) 2023 Elia Hunggurami, Partogi H. Simatupang, Yunita A. Messah, Rosmiyati A. Bella

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.